Selamat Datang

Minggu, 20 Juni 2010

SUPERVISI AKADEMIKA DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

SUPERVISI AKADEMIKA DALAM
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

A. Hakikat Supervisi
Ada beberapa definisi para ahli tentang supervisi yaitu :
1. P. Adam dan Frank G. Dickey
Supervisi adalah program yang terencana untuk memperbaiki pengajaran. Dengan tujuan pokok memperbaiki proses belajar dan mengajar. Keberhasilan program ini akan tercapai jika supervisor memiliki ketrampilan dan cara kerja yang tepat untuk bekerja sama dengan orang lain(guru dan tenaga kependidikan lain).
2. Dalaru Carter Good’s Dictionary of Education
Supervisi adalah segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran termasuk mengstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan-jabatan guru,menyeleksi, dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar serta evaluasi pelajaran.
3. Pidarta
Supervisi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektivitas kinerja personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas-tugas utama pendidikan.
Pidarta juga memandang supervisi sebagai sub sistem dari administrasi sekolah yang mana tidak terlepas dari sistem administrasi dalam arti luas meliputi pengelolaan sarana, prasarana, dana, tenaga, lingkungan dan lain-lain. Namun, seharusnya titik berat supervisi itu ada pada perbaikan dan pengembangan kinerja profesional guru untuk mengembangkan usaha pembimbingan, pengajaran dan pelatihan peserta, dan juga meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar.

4. Sutrisna
Supervisi adalah suatu kegiatan pembelajaran untuk membantu para guru agar dalam menjalankan pembelajaran menjadi lebih baik. Dengan begitu peran supervisi bukan menyuruh, bukan mencela, dan bukan memarahi tapi untuk mendukung dan membantu.
5. Wiles
Supervisi yang baik hendaknya mengembangkan kepemimpinan di dlam kelompok, membangun program latihan dalam jabatan untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan guru dalam menilai hasil pekerjaan.
6. Sahertian
Supervisi adalah usaha mengawali, mengarahkan, mengkoordinasi dan membimbing secara individual maupun secara kolektif agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajarn sehingga dapat mengstimulasi dan membimbing pertumbuhan tiap murid secara kontinyu sehingga dapat lebih cepat berpartisipasi dalam mmasyarakat demokrasi modern.

Secara implisit definisi itu menyodorkan konsep baru, wawasan baru, pendekatan baru tentang supervisi sebagai bantuan, pelayanan serta fasilitas kepada guru dan personil pendidik lain untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas pendidikan umumnya, khususnya kualitas proses belajar mengajar di sekolah.

B. Tujuan Supervisi
Tujuan supervisi pendidikan secara operasional yaitu untuk memberikan bantuan kepada guru guna peningkatkan kemampuan mereka dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran yang lebih baik yaitu yang mampu Menumbuhkembangkan potensi para siswa potensi intelektual, emosional, sosial, keagamaan maupun jasmaniyahnya.


Adapun tujuan supervisi menurut para ahli, yaitu :
1. Mulyasa (2002)
Mulyasa merumuskan tujuan supervisi sebagai bantuan dan kemudahan yang diberikan kepada guru untuk belajar bagaimana meningkatkan kemampuan mereka guna mewujudkan tujuan belajar.
2. Sahertian (1981)
a. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan pendidikan.
b. Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid.
c. Membantu guru dalam menggunakan sumber pengalaman murid.
d. Membantu guru dalam menggunakan metode dan alat pelajaran modern.
e. Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid.
f. Membantu guru dalam menilai kemajuan murid dan hasil pekerjaan itu sendiri.
g. Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.
h. Membantu guru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya.
i. Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat, cara-cara menggunakan sumber masyarakat dan seterusnya.
j. Membantu guru agar waktu dan tenaga guru tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolah.
3. Ametembun
a. Membina kepala sekolah dan guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah dalam merealisasikan tujuan tersebut.
b. Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru ubtuk mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif.
c. Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara langsung terhadap aktivitas dan kesulitan belajar-mengajar, serta menolong mereka merencanakan perbaikan.
d. Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru serta warga sekolah lain terhadap cara kerja yang demokratis dan komprehensip, serta memperbesar kesediaan ubtuk tolong menolong.
e. Memperbesar semangat guru-guru dan meningkatkan motivasi berprestasi untuk mengoptimalkan kinerja secara maksimal dalam profesinya.
f. Membantu kepala sekolah untuk mempopulerkan pengembangan program pendidikan di sekolah kepada masyarakat.
g. Melindungi orang yang disupervisi terhadap, tuntutan yang tidak wajar dan kritik yang sehat dari masyarakat.
h. Membantu kepala sekolah dan guru dalam mengevaluasi aktivitasnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.
i. Mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan (kolegialitas) diantara, guru.

Supervisi pendidikan dilakukan atas dasar kerjasama, pertisipasi dan kolaborasi, tidak berdasarkan atas paksaan dan kepatuhan apalagi ancaman. Supervisi lebih mengutamakan peningkatan proses pembelajarn. Supervisi berarti juga bagaimana memberikan kemudahan dan membantu guru untuk mengembangkan potensinya secara optimal, dalam memberdayakan sumber dan alat pembelajaran. Supervisi hendaknya melahirkan kepemimpinan yang mampu meningkatkan efektivitas dab efisiensi program sekolah, memperkaya lingkungan para guru, member kesempatan kepada mereka untuk bekerja dan meningkatkan kinerja, mengidentifikasi serta memecahkan masalah, melibatkan guru dalam merumuskan tujuan/ dan sebagainya.
Untuk itu Gwyn merumuskan 10 tugas utama supervisor :
1. Membantu guru mengerti dan memahami para peserta didik.
2. Membentu mengembangkan dan memperbaiki, baik secara individual maupun secara bersama-sama.
3. Membantu seluruh staf sekolah agar lebih efektif dalam melaksanakan proses belajar-mengajar.
4. Membantu guru meningkatkan cara mengajar yang efektif.
5. Membantu guru secara individual.
6. Membantu guru agar dapat menilai peserta didik lebih baik.
7. Menstimulir guru agar dapat menilai diri dan pekerjaannya dengan penuh rasa aman.
8. Membantu guru agar merasa bergairah dalam pekerjaannya dengan penuh rasa aman.
9. Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum di sekolah.
10. Membantu guru agar dapat memberikan informasi tentang kemajuan sekolahnya.

C. Fungsi Supervisi
Supervisi adalah untuk “perbaikan pengajaran”, dibuktikan dengan pendapat para ahli tentang fungsi supervisi.
a. Franseth Jane (Sahertian, 1981)
• Memberi bantuan terhadap program pendidikan melalui bermacam cara sehingga kualitas kehidupan akan doperbaiki oleh karenanya.
b. Ayer Fred E. (Sahertian, 1981)
• Memelihara program pangajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan
c. W. H. Burton dan Leo J. Buckner (Sahertian, 1981)
• Menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi hal belajar.
d. Kimball Wiles (Sahertian, 1981)
• Memperbaiki situasi belajr anak-anak.
e. Swearingen
• Mengkoordinir semua usaha sekolah.
• Melengkapi kepemimpinan kepala sekolah.
• Memperluas pengalamn guru-guru.
• Menstimulir usaha-usaha yang kreatif.
• Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus.
• Menganalisa situasi belajar dan mengajar.
• Memberikan pengetahuan dan skill kepada setiap anggota staf.
• Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.

D. Teknik Supervisi
Keberhasilan supervise ditentukn oleh tepatnya pemilihan teknik supervisi yang dilakukan. Adapun teknik-teknik supervise, yaitu :
a. Kunjungan dan observasi kelas
Kelebihan dan kakurangan dapat diamati langsung. Diskusi anatar guru dan supervisor untuk menemukan alternative dan solusi peningkatan/ perbaikan proses pembelajaran lebih konkrit dan mendalam. Ada tiga (3) pola teknik ini yaitu denagn memberi tahu, tanpa memberi tahu dan atas permintaan guru.
b. Pembicaran individual
Tindak lanjut dari hasil kunjungan dan observasi kelas. Jika tanpa kunjungan dan observasi kelas bias kalau guru sendiri merasa membutuhkan bantuan.
c. Diskusi kelompok
Setiap anggota memberikan sumbangan pemikiran untuk mengatasi masalah pendidikan yang dihadapi. Tugas supervisor adalah untuk mendorong dan memotivasi anggota kelompok serta mengkoordinasikannya

E. Prinsip-prinsip Supervisi
1. Praktis
2. Fungsional
3. Relevansi
4. Ilmiah
5. Demokrasi
6. Kooperatif.
7. Konstruktif dan Kreatif


F. Tenaga Supervisi
1. Kepala sekolah terhadap guru-guru.
2. Penilik TK/ SD, SLB terhadap kepala/ guru TK, SD dan SLB dan kebudayaan
3. Kepala seksi TK, SD, SLB(Tingkat Kabupaten/ Kodya) terhadap penilik TK, SD, SLB/ Kepala sekolah dan kebudayaan.
4. Kepala Bidang Pendidikan Dasar/ Pendidikan Guru terhadap Kepala seksi TK, SD, SLB/ Panilik berdasarkan struktur mekanisme yang berlaku.
5. Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum terhadap kepala sekolas SMP, SMA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar