BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa yaitu, mendengarkan atau menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Keempat aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain (Tarigan 1986:1). Keterampilan menulis adalah menuangkan pikiran atau perasaan melalui tulisan, mempergunakan bahasa sebagai medianya. Hasil keterampilan menulis dibaca oleh orang lain. Agar tulisan itu mudah dipahami, maka tulisan harus menggunakan bahasa yang jelas. Oleh karena itu, keterampilan menulis membutuhkan keseriusan dan kesungguhan dalam pembelajarannya.
Keterampilan menulis dialog akan mudah diperoleh siswa jika mempunyai bekal yang cukup sebagai dasarnya. Seringkali siswa menganggap menulis merupakan hal yang sulit untuk dilakukan tidak terkecuali menulis dialog. Hal ini terjadi karena kebingungan siswa tentang apa yang akan mereka tulis. Menurut siswa, pembelajaran menulis yang dilakukan oleh guru dirasa kurang menarik. Guru hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran menulis dialog. Media yang digunakan juga hanya teks biasa. Selain itu, guru juga cenderung membatasi imaji siswa. Hal ini terlihat dari peran guru yang hanya memberikan tema tanpa menyediakan media yang dapat merangsang kekreatifan siswa.
Pembelajaran menulis dialog di sini menggunakan media film bisu. Media ini merupakan media yang digunakan guru agar dapat merangsang imaji siswa dalam menulis dialog. Kegiatan awal yang dilakukan adalah melihat tayangan film bisu yang sudah disediakan. Kegiatan awal ini dimaksudkan agar siswa mendapatkan ide dan menuangkannya ke dalam dialog. Kegiatan selanjutnya adalah menuangkan ide setelah melihat film bisu tersebut ke dalam sebuah dialog. Aspek yang diperhatikan yaitu tingkat kemampuan siswa menuangkan kekreatifannya dalam menyusun dialog.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penggunaan media film bisu dalam keterampilan menulis dialog?
1.3 Tujuan Peneltitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Deskripsi mengenai penggunaan media film bisu dalam keterampilan menulis dialog
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai pedoman atau acuan untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, ini dapat bermanfaat khususnya bagi siswa dan guru. Bagi siswa, akan menumbuhkan kekreatifitasannya dalam menulis dialog, dan dapat membiasakan dalam menulis dialog. Bagi guru, akan bermanfaat khususnya dalam melakukan pembelajaran menulis dialog.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Penggunaan Media Film Bisu dalam Keterampilan Menulis Dialog
Keterampilan menulis merupakan kegiatan menuangkan pikiran dan perasaan melalui tulisan, mempergunakan bahasa sebagai medianya. Hasil keterampilan menulis adalah untuk dibaca oleh orang lain. Agar tulisan itu mudah dibaca dan dipahami, maka tulisan tersebut haruslah menggunakan bahasa yang jelas. Oleh karena itu, keterampilan menulis membutuhkan keseriusan dan kesungguhan dalam hal pembelajaran.
Sesuai dengan perkembangan jaman, maka media pengajaranpun juga berkembang dari bentuk yang sederhana menjadi media pengajaran yang modern. Pada dasarnya media banyak digunakan untuk kegiatan pembelajaran adalah media komunikasi. Dalam makalah ini penulis menggunakan media film bisu dalam keterampilan menulis dialog.
Film disebut juga gambar hidup, yaitu serangkaian gambar diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Film, dalam konteks ini disebut sebagai produk. Kata film akan merujuk kepada istilah yang dikenal dengan sinema. Film bisu adalah perkembangan media yang dianggap murni sebagai seni visual (tanpa audio). Film bisu sangat membangun imajinasi penonton sehingga penulis mengambil film bisu sebagai media pembelajaran dalam keterampilan menulis dialog.
Dialog tidak dapat dilepaskan dalam dunia tulis menulis, baik dalam format blog, fiksi, dan nonfiksi. Dialog sangat penting untuk berbagai tujuan dalam penceritaan sehingga pengarang tidak bisa sembarangan menjadikan dialog sebagai obrolan yang tidak jelas. Dialog yang baik menjelaskan karakter, membuat cerita berkembang maju, menciptakan konflik, dan memberikan informasi. Itulah tujuan dasar dialog. Dialog dalam karangan fiksi berfungsi sebagai penggerak cerita, selain itu berguna juga memperkuat karakter tokoh dalam cerita. Dialog juga dapat membuat cerita lebih dinamis.
Dalam penggunaan media film bisu pada awalnya memberikan penjelasan tentang dialog terlebih dahulu. Hai ini dilakukan agar siswa mengetahui tentang dialog terlebih dahulu. Kemudian, bertanya jawab dengan siswa mengenai film bisu, meliputi pengertian film bisu.
Penggunaan media ini dilakukan dengan memutarkan sebuah film bisu untuk dijadikan sumber inspirasi siswa dalam menulis sebuah dialog. Kemudian siswa melihat film itu secara bersama-sama. Kegiatan lanjutan dalam pembelajaran menulis dialog adalah pemberian tugas kepada siswa agar membuat dialog antartokoh dalam film bisu yang sudah ditonton. Diharapkan dengan melihat film bisu yang diputarkan, siswa akan memperoleh ide.
Kegiatan inti dalam pembelajaran ini adalah membuat dialog sesuai dengan film bisu yang sudah diputarkan. Setelah pembelajaran menulis dialog, kegiatan akhir adalah pembagian jurnal untuk memperoleh data.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a) Film bisu bisa menjadi salah satu media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran keterampilan menulis dialog.
b) Film bisu dapat dijadikan sumber inspirasi siswa dalam menulis sebuah dialog.
3.2 Saran
a) Sebaiknya guru lebih kreatif lagi dalam membuat media yang akan digunakan delam pembelajaran supaya menarik perhatian siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. 1986 . Menulis. Bandung: Angkasa.
http://manshurzikri.wordpress.com/2009/12/10/Media-Part-2/
http://forumlingkarpena.net/2008/12/delapan-kesalahan-umum-dalam-membuat-dialog/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar